Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini.salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi.
Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat.Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I-2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,4 persen. Sehingga, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 6-6,5 persen.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengungkapkan hal itu dalam rapat kerja dengan Komisi XI (membidangi keuangan dan perbankan) DPR, Senin (14/2). “Prospek perekonomian ke depan akan terus membaik dan diperkirakan akan lebih tinggi,” kata Darmin.
Dia mengatakan, permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi, juga akan tumbuh pesat. Ia menambahkan, Indonesia sudah melalui tantangan yang di 2010. Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di tahun lalu, yakni 6,1 persen, akan mempermudah mencapai target pertumbuhan di 2011. Meski demikian, inflasi tinggi masih akan menjadi tantangan serius di tahun ini.
Kondisi Perekonomian Indonesia Dilihat dari PDB
Pendapat Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini menempati urutan ke-18 dari 20 negara yang mempunyai PDB terbesar di dunia. Hanya ada 5 negara Asia yang masuk ke dalam daftar yang dikeluarkan oleh Bank Dunia. Kelima negara Asia tersebut adalah Jepang (urutan ke-2), Cina (urutan ke-3), India (urutan ke-11), Korea Selatan (urutan ke-15).
Indonesia yang kini mempunyai PDB US$700 miliar, boleh saja bangga. Apalagi, dengan pendapatan perkapita yang mencapai US$3000 per tahun menempatkan Indonesia di urutan ke-15 negara-negara dengan pendapatan perkapita yang besar.
Pihak Swasta
Adanya lembaga – lembaga swadaya masyarakat, seperti Dompet Dhu’afa, bekerja sama dengan Institut Kemandirian yang berusaha mencetak kaum muda berpotensi meenjadi hebat sebagai pejuang ekonomi adalah cara salah satu membuat pemerataan pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh semakin banyak rakyat Indonesia.
Pihak Pemerintah
Sinergi antar kementrian harus dibuat semakin solid dan saling mendukung sehingga tidak tumpang tindih dan lebih banyak bermanfaat bagi masyarakat. Kampanye pembentuka jiwa kewirausahaan , seperti seminar bertaraf internasional\, adalah salah satu jalan membangkitkan potensi jiwa – jiwa pejuang ekonomi yang pantang menyerah dan penuh kreativitas tinggi.
Dampak Globalisasi ekonomi positif dan dampak globalisasi negatif menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia usaha. Ketika kita berfikir menjadi pengusaha dan memanfaatkan setiap peluang usaha yang kita miliki sebenarnya saat itu kita masuk kedalam sebuah sistem ekonomi dan yang paling populer adalah sistem ekonomi kapitalis yang menjadi bagian integral dari proses globalisasi. Ada banyak pengertian globalisasi yang secera umum mempunyai kemiripan salah satu pengertian globalisasi adalah proses yang melintasi batas negara di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain .
Sebagaimana sebuah sistem globalisasi ekonomi mempunyai dampak positif dan juga dampak negatif, terlepas dari pendapat pro globalisasi ekonomi dan kontra globalisasi ekonomi kita akan mencoba menelaah secara sederhana dampak postif globalisasi ekonomi dan dampak negatif globalisasi ekonomi.
Dampak positif globalisasi ekonomi ditilik dari aspek kreatifitas dan daya saing dengan semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor maka diharapkan tumbuhnya kreatifitas dan peningkatan kualitas produksi yang disebabkan dorongan untuk tetap eksis ditengah persaingan global, secara natural ini akan terjadi manakala kesadaran akan keharusan berinivasi muncul dan pada giliranya akan menghasilkan produk2 dalam negeri yang handal dan berkualitas.
Disisi lain kondisi dimana kapababilitas daya saing yang rendah dan ketidakmampuan Indonesia mengelola persaingan akan menimbulkan mimpi buruk begi perekonomian negeri ini, hal ini akan mendatangkan berbaga dampak negatif globalisasi ekonomi seperti membajirnya produk2 negeri asing seperti produk cina yang akhirnya mamatikan produksi dalam negeri, warga negara Indonesia hanya akan menjadi tenaga kasar bergaji murah sedangkan pekerjaan pekerjaan yang membutuhkan skill akan dikuasai ekspatriat asing, dan sudah barang tentu lowongan pekerjaan yang saat ini sudah sangat sempit akan semakin habis karena gelombang pekerja asing.
Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek permodalan, dari sisi ketersediaan akses dana akan semaikin mudah memperoleh investasi dari luar negeri. Investasi secara langsung seperti pembangunan pabrik akan turut membuka lowongan kerja. hanya saja dampak positif ini akan berbalik 180 derajat ketika pemerintah tidak mampu mengelola aliran dana asing, akan terjadi justru penumpukan dana asing yang lebih menguntungkan pemilik modal dan rawan menimbulkan krisis ekonomi karena runtuhnya nilai mata uang Rupiah. Belum lagi ancaman dari semakin bebas dan mudahnya mata uang menjadi ajang spekulasi. Bayangkan saja jika sebuah investasi besar dengan meilbatkan tenaga kerja lokal yang besar tiba2 ditarik karena dianggap kurang prospek sudah barang tentu hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
Dampak positif globalisasi ekonomi dari sisi semakin mudahnya diperoleh barang impor yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia, alih tehnologi juga bisa terbuka sangat lebar, namun kondisi ini juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat karena kita cenderung hanya dijadikan objek pasar, studi kasus seperti produksi motor yang di kuasai Jepang, Indonesia hanya pasar dan keuntungan penjualan dari negeri kita akan dibawa ke Jepang memperkaya bangsa Jepang. Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
Globalisasi dan liberalisme pasar dikampayekan oleh para pengusungnya sebagai cara untuk mencapai standar hidup yang lebih tinggi, namun bagi para penentangnya globalisasi hanya kedok para kapitalis yang akan semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara kaya dengan negara berkembang dan miskin. Penguasaan kapital yang lebih besar dengan menciptakan pasar global terutama di dunia ketiga yang diyakini tidak akan mampu memenuhi standar tinggi produk global akan membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. So pilihan akan keblai kekita mana yang kita pilih Dampak Globalisasi ekonomi positif atau dampak globalisasi negatif.
Minggu, 04 November 2012
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Anak” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang
terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya
pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang
akan datang
Singaraja,
Maret 2012
Kelompok 1
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ………………………………………………………….........….. i
Daftar Isi …………………………………………………….......………..…...… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah …………...………………………………….…….. 2
1.3 Tujuan
................................…………….……………..………….…..... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Fase-fase Perkembangan ………………………………………..…….
3
2.1.1
Periodisasi yang Berdasar
Biologis………………………....…3
2.1.2
Periodisasi yang Berdasar
Psikologis……………………….…3
2.1.3
Periodisasi yang Berdasar
Didaktis……………………..…..…4
2.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan………….................6
2.2.1
Faktor Genetik………………………………………………...7
2.2.2
Faktor Lingkungan…………………………………………….7
2.3 Teori-teori
Terkait Perkembangan Anak……………………………...11
2.3.1
Aliran Nativisme…………………………………………...…12
2.3.2
Aliran Empirisme……………………………………………..13
2.3.3
Aliran Konvergensi………………………………………...…15
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan .................................................................................................17
3.2
Saran .......................................................................................................18
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
adalah perubahan yang progesif dan kontinyu (berkesimnambungan) dalam diri
individu mulai lahir sampai mati. Perkembangan merupakan
suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif.
Perkembangan tidak ditekankan dari segi materiil, melainkan pada segi
fungsional. Perubahan suatu fungsi adalah disebabkan oleh pertumbuhan materiil
yang memungkinkan adanya itu, disebabkan oleh karena perubahan tingkah laku
hasil belajar.
Perkembangan merupakan suatu proses
yang menggambarkan prilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang
harmonis didalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh
Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari,
dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau
dengan perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas
perkembangan yang harus tempuh.
Apabila kita ingin mempelajari
tentang perkembangan manusia pada umumnya maka kita akan berhadapan dengan
berbagai aspek ilmu pengetahuan yakni ilmu pengetahuan tentang perkembangan
biologis dari proses terjadinya pembuahan, proses kelahiran, proses pertumbuhan
biologis yang sehat dan sempurna, sampai terjadinya proses penuaan dan kematian
seseorang. Sedangkan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perkembangan
psikologis juga terdiri dari berbagai aspek seperti tentang pengaruh psikologis
ibu yang lagi hamil, factor-faktor yang mempengaruhi perkembangna psikologi
setelah dia lahir, menjadi anak remaja., dewasa dan setelah berkeluarga sampai
pada hubungan kemasyarakatan dan seterusnya sampai meninggal dunia masih pula
memiliki pengaruh psikologi terhadap yang masih hidup. Itulah yang merupakan
hakekat perkembangan biologis dan psikologis setiap orang.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
perkembangan individu?
2.
Bagaimanakah teori psikologis memandang
faktor-faktor perkembangan anak?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu.
2. Mengetahui
pandangan teori psikologis terhadap perkembangan anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Fase-fase Perkembangan
Sebelum membahas
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu, terlebih dahulu kita
akan membahas tentang fase-fase perkembangan individu itu sendiri. Dalam
perkembangan individu terdapat beberapa fase, fase-fase tersebut dapat
digolongkan sebagai berikut:
2.1.1
Periodisasi yang berdasar
biologis.
Periodisasi atau
pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses
biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan
jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi,
antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar
kelengkapan kelamin.
2.1.2
Periodisasi yang berdasar psikologis.
Tokoh utama yang
mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch.
Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa
perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan
keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa
perkembangannya.
2.1.3
Periodisasi yang berdasar didaktis.
Pembagian
masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A.
Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B.
Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup
sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang
berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai
berikut:
A. Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)
Masa ini
berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai lahir
kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini terbagi dalam 3
priode yaitu:
1. Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai
akhir minggu kedua.
2. Periode Embrio, dari akhir
minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
3. Periode Janin(fetus), dari
akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
4. Masa Bayi Baru Lahir (New Born). Masa ini dimulai dari sejak bayi
lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia
masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak
terjadi pertumbuhan/perkembangan.
B. Masa Bayi (Babyhood).
Masa ini dimulai
dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun.Masa bayi ini dianggap sebagai periode
kritis dalam perkembangan kepribadian karena
merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa
pada masa ini
diletakkan.
C. Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood).
Awal masa
kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra
kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial
sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan
untukpenyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
D. Masa Kanak-kanak Akhir
(Later Chilhood).
Akhir masa
kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai
umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa
anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk
mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek
intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of
accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima
tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan
tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini
memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
E. Masa Puber (Puberty).
Masa Puber
merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa
kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai
umur 15,0 atau 16,0. Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan
masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam
pada anak laki-laki. Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber,
yaitu:
1)
Perubahan besarnya tubuh.
2)
Perubahan proporsi tubuh.
3)
Pertumbuhan ciri-ciri seks
primer.
4)
Perubahan pada ciri-ciri
seks sekunder.
F.
Masa Dewasa Awal (Early
Adulthood).
Masa dewasa
adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3
periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa
pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut,
dari umur 60,0 sampai mati. Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan
dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,
perubahan nilai-nilai, kreativitas san
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
G. Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).
Masa dewasa madya
ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri
yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
1.
Masa dewasa madya merupakan
periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
2.
Masa dewasa madya merupakan
masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan
prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan
ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
3.
Masa dewasa madya adalah
masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi
lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
4.
Pada masa dewasa madya ini
perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan
kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan
pribadi dan sosial.
H. Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).
Usia lanjut adalah
periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam
puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat
fisik dan psikologis yang semakin menurun.
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Pola perkembangan dapat dipengaruhi oleh
keadaan atau kondisi di dalam diri si anak itu sendiri, ataupun oleh keadaan
atau kondisi di luar si anak. Perkembangan tidak hanya dipengaruhi oleh satu
faktor saja, melainkan dari banyak faktor yang saling berhubungan dan saling
bergantung. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu :
2.2.1
Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar
dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini
juga merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri
khasnya. Melalui genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi,
dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas
dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,
umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
2.2.2
Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang
sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut
juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial”
yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir
hayatnya.Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
a.
Faktor
yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
b.
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor
postnatal)
A. Faktor
Lingkungan Pranatal
Faktor
lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari
konsepsi sampai lahir, antara lain :
1.
Gizi
ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada
waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan
cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir,bayi baru
lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.
2. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam
uterus dapat kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis
kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
3.
Toksin/zat
kimia
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada
bayi antara lain obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
4. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan
pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta,
peptida-peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari
hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pada pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi
mental, cacat bawaan dan lain-lain.
5.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan
lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat
bawaan pada anaknya.
6. Infeksi
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin.
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH,
sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin
adalah varisela, malaria, polio, influenza dan lain-lain.
7.
Stres
Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan
dan lain-lain.
8.
Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
9.
Anoksia
embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta
atau tali pusat, menyebabkan BBLR.
B.
Faktor Lingkungan Postnatal
Bayi baru lahir harus berhasil
melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar
tergantung pada organ-organ ibunya,ke suatu sistem yang tergantung pada
kemempuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Lingkungan
postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan
menjadi :
- Lingkungan biologis
Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa,
jenis kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
- Faktor fisik
Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu
cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik dari
struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta radiasi.
- Faktor psikososial
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak,
selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan
lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar
merupakan hal yang dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan
kepribadian anak kelak di kemudian hari, Dalam proses sosialisasi dengan
lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stres juga sangat berpengaruh terhadap
anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orangtua
dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
- Faktor keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak yaitu pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang
primer maupun sekunder, pendidikan ayah/ibu yang baik dapat menerima informasi
dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan,
dan pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang
keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan
kasih sayang yang diterima anak, jenis kelamin dalam keluarga seperti apad masyarakat
tradisonal masih banyak wanita yang mengalami malnutrisi sehingga dapat
menyebabkan angka kematian bayi meningkat, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi yang banyak
menyebabkan kemiskinan dengan segala permasalahannya, serta kehidupan politik
dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan
lain-lain.
2.3 Teori-Teori Terkait Perkembangan
Anak
Sebenarnya, sudah beberapa abad lalu
para ilmuwan dan para pemikir memperhatikan seluk-beluk kehidupan anak,
khususnya dari sudut perkembangannya, untuk memengaruhi berbagai proses
perkembangan, mencapai kesejahteraan, dan kebahagiaan hidup yang didambakan.
Anak harus tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang matang, yang
sanggup dan mampu mengurus dirinya sendiri, dan tidak selalu bergantung pada
orang lain, atau bahkan menimbulkan masalah bagi keluarga, kelompok, atau
masyarakat. Sejak abad pertengahan, aspek moral dan pendidikan keagamaan,
menjadi pusat perhatian dan menjadi tujuan umum dari pendidikan. Pandangan
terhadap anak sebagai pribadi yang masih murni, jauh dari unsur-unsur yang
mendorong anak pada perbuatan-perbuatan yang tergolong dosa dan tidak bermoral,
banyak dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas keagamaan. Para tokoh agama dan
kaum cendikiawan tentang masalah kemanusiaan, banyak mendorong dan mempengaruhi
para orang tua untuk memperlakukan anak secara berbeda dengan orang dewasa.
Para teolog, dokter, filsuf, dan ahli pendidikan memberikan pandangan mengenai
anak dan latar belakang perkembanganya, serta pengaruh-pengaruh keturunan dan
lingkungan hidup teerhadap kejiwaan anak.
Memasuki akhir abad ke-17, seorang
filsuf bernama John Locke mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan
merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan kepribadian anak.
Meskipun dewasa ini sudah menjadi keyakinan umum bahwa setiap anak manusia
perlu mendapatkan pendidikan, sekedar untuk menjadi bahan perbandingan, di sini
dikemukakan teori-teori yang memberikan berbagai pandangan, baik yang menolak
maupun yang menerima adanya pengaruh pendidikan tersebut. Telah sekian lama
para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi, dan lain-lain memikirkan dan
berusaha mencari jawaban atas pertanyaan: sebetulnya, perkembangan manusia itu
bergantung pada pembawaan ataukah pada lingkungan? Atau dengan kata lain, dalam
perkembangan anak hingga menjadi dewasa, faktor-faktor yang mempengaruhi itu,
yang dibawa dari keturunan (hereditas) ataukah pengaruh lingkungan? Dalam upaya
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, perlu dikemukakan di sini andanya
beberapa pendapat dari berbagai aliran.
2.3.1
Aliran
Nativisme
Nativisme merupakan kata dasar dari
bahasa Latin, natus yang artinya lahir atau nativus yang mempunyai arti
kelahiran, pembawaan. Nativisme (nativism) merupakan sebuah doktrin yang
berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini
bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860), seorang filosof Jerman. Aliran
filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang
segala sesuatu dengan “kacamata hitam.” Mengapa begitu? Karena para ahli
penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh
pembawaannya. Aliran nativisme mengemukakan bahwa manusia yang baru dilahirkan
telah memiliki bakat dan pembawaan, baik karena berasal dari keturunan orang
tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian. Manakala
pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak. Begitu pula sebaliknya,
andaikata anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada masa pendewasaannya.
Oleh karena itu, menurut aliran ini, pendidikan tidak dapat diubah dan
senantiasa berkembang dengan sendirinya. Pendidikan, pengalaman atau segala
pengaruh dari luar dianggap tak berdaya mengubah kekuatan-kekuatan yang dibawa
sejak lahir atau pembawaan, dengan kata lain, yakni tidak berpengaruh apa-apa.
Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut “pesimisme pedagogis”. Aliran ini disebut pula dengan Biologisme, karena mementingkan kehidupan individu saja, tanpa memperhatikan pengaruh-pengaruh dari luar. Di samping itu, aliran ini juga disebut dengan Negativisme, karena serba menafikan atau menegatifkan segala yang datang dari luar. Meskipun teori ini dikatakan sebagai teori kuno, pengaruhnya sangat besar sampai abad modern ini. Dan ini, menurut beberapa literatur, ternyata dimulai dari seseorang penulis kurang kebih tahun 1900, Ellen Key, dalam bukunya De Eeuw van Het Kind (abad anak), yang menulis, antara lain, bahwa “Bapak ataupun Ibu tidak boleh memberikan peraturan kepada si anak, seperti juga mereka tidak berkah berkuasa mengubah peredaran bintang.” Sekolah, dikatakannya, tidak lain daripada pembunuhan jiwa anak yang mencekik pelik selaki pada sesuatu yang berharga bagi seseorang anak, yaitu kepribadiannya. Jean Jacques Rousseau (1712-1778), seorang filsuf Prancis, berpendapat bahwa semua orang ketika dilahirkan mempunyai dasar-dasar moral yang baik. Rousseau mempergunakan istilah “Noble Savage” untuk menerangkan segi-segi moral ini, yakni hal-hal mengenai baik atau buruk, benar atau salah, sebagai potensi pada anak dari kelahirannya. Pandangan Rousseau menjadi titik tolak dari pandangan yang menitikberatkan faktor dunia dalam atau faktor keturunan sebagai factor yang penting terhadap isi kejiwaan dan gambaran kepribadiaan seseorang. Karakteristik yang diperlihatkan seseorang bersifat intrinsik, dan karena itu, pandangan Rousseau digolongkan pada pandangan yang beraliran nativisme.
Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut “pesimisme pedagogis”. Aliran ini disebut pula dengan Biologisme, karena mementingkan kehidupan individu saja, tanpa memperhatikan pengaruh-pengaruh dari luar. Di samping itu, aliran ini juga disebut dengan Negativisme, karena serba menafikan atau menegatifkan segala yang datang dari luar. Meskipun teori ini dikatakan sebagai teori kuno, pengaruhnya sangat besar sampai abad modern ini. Dan ini, menurut beberapa literatur, ternyata dimulai dari seseorang penulis kurang kebih tahun 1900, Ellen Key, dalam bukunya De Eeuw van Het Kind (abad anak), yang menulis, antara lain, bahwa “Bapak ataupun Ibu tidak boleh memberikan peraturan kepada si anak, seperti juga mereka tidak berkah berkuasa mengubah peredaran bintang.” Sekolah, dikatakannya, tidak lain daripada pembunuhan jiwa anak yang mencekik pelik selaki pada sesuatu yang berharga bagi seseorang anak, yaitu kepribadiannya. Jean Jacques Rousseau (1712-1778), seorang filsuf Prancis, berpendapat bahwa semua orang ketika dilahirkan mempunyai dasar-dasar moral yang baik. Rousseau mempergunakan istilah “Noble Savage” untuk menerangkan segi-segi moral ini, yakni hal-hal mengenai baik atau buruk, benar atau salah, sebagai potensi pada anak dari kelahirannya. Pandangan Rousseau menjadi titik tolak dari pandangan yang menitikberatkan faktor dunia dalam atau faktor keturunan sebagai factor yang penting terhadap isi kejiwaan dan gambaran kepribadiaan seseorang. Karakteristik yang diperlihatkan seseorang bersifat intrinsik, dan karena itu, pandangan Rousseau digolongkan pada pandangan yang beraliran nativisme.
2.3.2
Aliran
Empirisme
Aliran empirisme merupakan kebalikan
dari aliran nativisme, dengan contoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli
aliran ini adalah “The school of British
Empiricism” (aliran empirisme Inggris). Akan tetapi aliran ini lebih
berpengaruh pada para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah
aliran filsafat bernama “environmentalisme”
(aliran lingkungan) dan psikolog bernama “environmental
psychology” (psikolog lingkungan) yang relatif masih baru. Aliran empirisme
mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas kosong (blank slate/black table) yang putih bersih
atau semacam tabula rasa (tabula = meja, rasa = lilin), yaitu meja yang
bertutup lapisan lilin. Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta warna
apa pun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Begitu
juga halnya dengan meja yang berlilin, dapat dicat dengan berwarna-warni,
sebelum ditempelkan. anak diumpamakan bagaikan kertas putih yang bersih,
sedangakan warna tinta, diumpamakan sebagai lingkungan (pendidikan) yang akan
memberi pengaruh padanya, sudah pasti tidak mungkin tidak, pendidikan dapat
memegang peranan penting dalam perkembangan anak, sedangkan bakat pembawaannya
bisa ditutup dengan serapat-rapatnya oleh pendidikan itu.
Teori tabula rasa ini diperkenalkan oleh John Locke untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak. Ketika dilahirkan, seorang anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan yang berasala dari lingkungan. Orang tua menjadi tokoh penting yang mengatur rangsangan-rangsangan dalam mengisi “secarik kertas” yang bersih ini.
Aliran ini disebut juga dengan Sosiologisme, karena sepenuhnya mementingkan atau menekankan pengaruh dari luar. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris terkenal dengan nama optimisme paedagogis. Kaum behavioris pun sependapat dengan kaum empiris. Seorang filsuf barat, Immanuel Kant, yang memberikan dukungan terhadap aliran ini, pernah mengemukakan, ”Manusia dapat menjadi manusia hanya karena pendidikan.”Demikianlah, betapa besar pengaruh teori ini, sehingga tidak sedikit ahli didik yang menganutnya. Jadi, kesimpulan aliran empirisme adalah perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan; sedangkan faktor bakat, tidak ada pengaruhnya. Dasar pemikiran yang digunakan ialah bahwa pada waktu dilahirkan, anak dalam keadaan suci, bersih, seperti kertas putih yang belum ditulis, sehingga bisa ditulis menurut kehendak penulisnya.
Teori tabula rasa ini diperkenalkan oleh John Locke untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak. Ketika dilahirkan, seorang anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan yang berasala dari lingkungan. Orang tua menjadi tokoh penting yang mengatur rangsangan-rangsangan dalam mengisi “secarik kertas” yang bersih ini.
Aliran ini disebut juga dengan Sosiologisme, karena sepenuhnya mementingkan atau menekankan pengaruh dari luar. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris terkenal dengan nama optimisme paedagogis. Kaum behavioris pun sependapat dengan kaum empiris. Seorang filsuf barat, Immanuel Kant, yang memberikan dukungan terhadap aliran ini, pernah mengemukakan, ”Manusia dapat menjadi manusia hanya karena pendidikan.”Demikianlah, betapa besar pengaruh teori ini, sehingga tidak sedikit ahli didik yang menganutnya. Jadi, kesimpulan aliran empirisme adalah perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan; sedangkan faktor bakat, tidak ada pengaruhnya. Dasar pemikiran yang digunakan ialah bahwa pada waktu dilahirkan, anak dalam keadaan suci, bersih, seperti kertas putih yang belum ditulis, sehingga bisa ditulis menurut kehendak penulisnya.
2.3.3
Aliran
Konvergensi
Aliran ini pada intinya merupakan
perpaduan antara pandangan nativisme dan empirisme, yang keduanya dipandang
sangat berat sebelah. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan manusia. Tokoh utama aliran konvergensi adalah Louis William Stern
(1871-1938), seorang filsuf sekaligus sebagai psikolog Jerman. Aliran filsafat
yang dipeloporinya disebut “personalisme”,
sebuah pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin ilmu yang
berkaitan dengan manusia di antara disiplin ilmu yang menggunakan asas
personalisme adalah “personologi”,
yang mengembangkan teori yang komprehensif (luas dan lengkap) mengenai
kepribadian manusia. Stern dan para pengikutnya, dalam menetapkan faktor yang
memengaruhi perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan saja,
tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor pembawaan
tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor
pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang
sesuai dengan harapan.
Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinsai dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan anak. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan melumpuhkan potensi psiko-fisis anak. Pengaruh yang paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama ialah pengaruh orang tuanya. Pengaruh tersebut lebih mencolok lagi jika terjadi “salah bentuk” pada diri anak akibat “salah tindak” orang tuanya.
Dengan demikian, keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan maupun pengaruh lingkungan yang berdiri sendiri tidak dapat menentukan secara mutlak dan bukan satu-satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan seseorang.
Dari bermacam-macam istilah teori perkembangan seperti tersebut di atas, teori yang dikemukakan oleh Louis William Stern-lah yang merupakan teori yang dapat diterima oleh para ahli pada umumnya. Sehingga teori yang dikemukakan Louis William Stern merupakan salah satu hukum perkembangan individu di samping adanya hukum-hukum perkembangan yang lain.
Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinsai dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan anak. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan melumpuhkan potensi psiko-fisis anak. Pengaruh yang paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama ialah pengaruh orang tuanya. Pengaruh tersebut lebih mencolok lagi jika terjadi “salah bentuk” pada diri anak akibat “salah tindak” orang tuanya.
Dengan demikian, keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan maupun pengaruh lingkungan yang berdiri sendiri tidak dapat menentukan secara mutlak dan bukan satu-satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan seseorang.
Dari bermacam-macam istilah teori perkembangan seperti tersebut di atas, teori yang dikemukakan oleh Louis William Stern-lah yang merupakan teori yang dapat diterima oleh para ahli pada umumnya. Sehingga teori yang dikemukakan Louis William Stern merupakan salah satu hukum perkembangan individu di samping adanya hukum-hukum perkembangan yang lain.
Di Indonesia sendiri, teori
konvergensi inilah yang dapat diterima dan dijadikan pedoman seperti yang
diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara:
“Tentang hubungan antara dasar dan keadaan ini menurut ilmu pendidikan ditetapkan adanya ‘konvergensi’ yang berarti bahwa kedua-duanya saling mempengaruhi, sehingga garis dasar keadaan itu selalu tarik-menarik dan akhirnya menjadi satu. Mengenai perlu tidaknya tuntutan di dalam tumbuhnya manusia, samalah keadaannya dengan soal perlu atau tidaknya pemeliharaan dalam tumbuhnya tanam-tanaman. Misalnya, kalau sebutir jagung yang baik pada dasarnya, jatuh pada tanah yang baik, banyak airnya dan mendapat sinar matahari, maka pemeliharaan dari bapak tani tentu akan menambah baiknya tanaman. Kalau tidak ada pemeliharaan dan tanahnya tidak baik, atau tempat jatuhnya biji jagung itu tidak mendapat sinar matahari atau kekurangan air, maka biji jagung itu walaupun pada dasarnya baik, namun tidak dapat tumbuh baik karena pengaruh keadaan. Sebaliknya, kalau sebutir jagung tidak baik dasarnya, akan tetapi ditanam dengan pemeliharaan yang sebaik-baiknya oleh bapak tani, maka biji itu akan dapat tumbuh lebih baik daripada biji lain-lainnya yang tidak baik dasarnya.”
“Tentang hubungan antara dasar dan keadaan ini menurut ilmu pendidikan ditetapkan adanya ‘konvergensi’ yang berarti bahwa kedua-duanya saling mempengaruhi, sehingga garis dasar keadaan itu selalu tarik-menarik dan akhirnya menjadi satu. Mengenai perlu tidaknya tuntutan di dalam tumbuhnya manusia, samalah keadaannya dengan soal perlu atau tidaknya pemeliharaan dalam tumbuhnya tanam-tanaman. Misalnya, kalau sebutir jagung yang baik pada dasarnya, jatuh pada tanah yang baik, banyak airnya dan mendapat sinar matahari, maka pemeliharaan dari bapak tani tentu akan menambah baiknya tanaman. Kalau tidak ada pemeliharaan dan tanahnya tidak baik, atau tempat jatuhnya biji jagung itu tidak mendapat sinar matahari atau kekurangan air, maka biji jagung itu walaupun pada dasarnya baik, namun tidak dapat tumbuh baik karena pengaruh keadaan. Sebaliknya, kalau sebutir jagung tidak baik dasarnya, akan tetapi ditanam dengan pemeliharaan yang sebaik-baiknya oleh bapak tani, maka biji itu akan dapat tumbuh lebih baik daripada biji lain-lainnya yang tidak baik dasarnya.”
Jadi, baik faktor pembawaan (gen)
dan lingkungan itu diperlukan bagi seseorang meski hanya sekedar ada di dunia.
Faktor bawaan dan lingkungan bekerja sama untuk menghasilkan kecerdasan
temperamen, tinggi badan, berat badan, kecakapan membaca, dan sebagainya. Tanpa
gen, tidak akan ada perkembangan, tanpa lingkungan tidak ada pula perkembangan
karena pengaruh lingkungan tergantung pada karakteristik genetik bawaan, jadi
dapat kita katakan bahwa ke-2 faktor di atas saling berinteraksi.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Perkembangan adalah perubahan kearah lebih maju dari
sebelumnya. Dengan demikian perkembangan manusia akan terjadi dari saat
terjadinya proses pembuahan semasih dalam kandungan sampai tua dan meninggal
dunia baik secara biologis maupun psikologis. Dalam perkembangan individu,
terdapat beberapa dua factor utama yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh
kembang seorang individu, factor tersebut yaitu:
A. Faktor
Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor bawaan
anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya.
B. Faktor
Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang
sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut
juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup, dan
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik
akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial”
yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir
hayatnya.Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
1.
Faktor
yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
2.
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor
postnatal)
Dalam teori psikologis faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan dibedakan dan didukung oleh beberapa teri dengen
para penganutnya yang berbeda-beda. Ada beberapa aliran yang membahas mengenai
perkembangan manusia diantaranya.
- Aliran Nativisme,
- Aliran Empirisme,
- Aliran Konvergensi
3.2
Saran
Perkembangan
seorang anak juga tidak terlepas dari peran keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama yang merupakan
modal utama bagi perkembangan anak kedepannya. Selanjutnya sekolah sebagai
lembaga pendidikan kedua yang formal berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk
pembentukan pribadi anak dan mengembangkan potensi yang ada pada anak. Serta
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah,
mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan
yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta
berjenis-jenis budayanya yang tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai sosial
budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Jika dalam beberapa
lingkungan tersebut dapat dikondisikan dengan semestinya tentunya akan banyak
hal baik yang akan diperoleh anak dalam proses perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gito,
Choko. 2009. Teori-teori Terkait Perkembangan Anak. http://chokogitho. blogspot.com /2009/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html (diakses tanggal
29 Maret 2012)
Griadhi, Chakra. 2007. Perkembangan
Peserta Didik. Singaraja: UD Bali Warna.
Husdarta dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangna Peserta Didik.Jakarta: Direktorat Jendral Pendidkan dasar dan Menengah
Meutia, Nadia. 2011. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Individu ” http://edukasi.Com.faktor-yang-berpengaruh-dalam
–perkembangan-individu/ (diakses
tanggal 29 Maret 2012)
Muharom. 2011. Faktor-faktot yang Mempengaruhi Perkembangan
Anak. http://muharom.blog.upi.edu/2011/06/13/faktor-faktor-yang-mempengaruhi- perkembangan/
(diakses tanggal 29 Mare 2012)
Langganan:
Postingan (Atom)